Sedih? Awalnya iya. Setelah merasa melakukan ikhtiar yang
maksimal untuk menghindari penyakit seperti itu, saya merasa menjadi ibu yang
tidak bisa mengurus anak-anak dengan baik. Tapi suami mengingatkan saya dengan
cara yang baik, tentang tarbiyah Allah dengan caraNya pada siapapun yang DIA
kehendaki.
Panik? Awalnya saya panik. Qodarulloh, itu kali pertama saya berhadapan dengan situasi dan kondisi seperti itu. Itu juga kali pertama saya belajar merawat anak-anak dalam kondisi yang sebelumnya sangat saya hindari dan takuti.
Ya, Allah maha tahu semua yang tidak kita ketahui. Allah
maha tahu cara terbaik mendidik kita...
Akhirnya saya tak lagi bersedih dan memilih bahagia atas
ujian itu.
Karena dalam setiap ujian Allah sediakan banyak kebaikan,
saya pun memilih untuk bahagia dan menikmatinya.
Sungguh, itu tidak mudah... Tapi mengingat kebaikan dalam
setiap ujian dan harapan akan syurga Allah membuat yang sulit tak menjadi
halangan.
Maha suci Allah yang telah menciptakan sesuatu tanpa
sia-sia.
6 bulan atau kurang dari itu atau mungkin juga lebih (saya
lupa tepatnya), Allah memberi saya kesempatan merawat 4 anak yang terkena
scabies secara bersamaan (scabiesmah kan menular ya..). Penyakit yang awalnya
sangat saya hindari dan terlihat 'menjijikkan' dimata saya... Alhamdulillah...
Itu teguran yang membuat saya bersyukur setelahnya. Karena setelah itu, saya
mulai faham apa yang dirasakan anak-anak yang terkena scabies.
Saya juga mulai faham bagaimana perasaan orang tua mereka.Saya mulai faham cara menangani penderita penyakit kulit
jenis itu. Dan...saya semakin meyakini akan Allah yang maha berkehendak
dan berkuasa atas segala sesuatu..
Sepandai dan semaksimal apapun usaha kita dalam menghindari
sesuatu, jika Allah berkehendak sesuatu itu menimpa kita, pasti akan sampai
pada kita.
Oh ya, dari mana saya tahu itu scabies? Awalnya saya hanya
mengira-ngira itu scabies. Setelah di periksa ke dokter kulit, dokter kulit
mengatakan kalau itu scabies dan memberi kami salep yang Qodarulloh setelah
salep itu habis scabiesnya kembali jadi lagi hingga akhirnya kami memutuskan
memilih alternatif pengobatan lain selain karena sejak awal kami ingin
anak-anak kami terbebas dari paparan obat-obatan kimia (kecuali dalam kondisi
darurat :D).
Ini hanya sharing pengalaman saja. Sedikit pengalaman yang
saya harapkan bisa bermanfaat untuk orang yang membacanya.
Kurang lebih 6 bulan anak-anak terkena scabies. Sulung yang
baru kelas 3 MI, nmr 2 klas 1 MI, Aufa dan Olin kecil yang masih balita,
semuanya menjadi jalan Allah menguji kami. Kami pun belajar banyak hal untuk
merawat mereka...
Sahabat yang dirahmati Allah, berikut ini beberapa cara yang
saya lakukan saat merawat anak-anak yang sedang terkena scabies :
1. Ikhtiar kami waktu itu di mulai dengan hampir setiap hari
mengganti alas tidur dan selimut mereka.
2. Mengganti sabun mandi mereka dengan sabun tanpa parfum.
3. Mengganti talk mereka dengan talk tanpa parfum.
4. Menjemur mereka di bawah sinar matahari pagi agak lama
(kurang lebih sekitar 1 jam dari jam 8.30 sd jam 09.30 pagi).
5. Menyiapkan air madu agak banyak untuk mereka minum selang beberapa jam.
6. Mengusap luka bekas bentol serta bentol-bentol dengan
habbats oil yang dicampur madu.
7. Memberi lebih banyak sayuran dan buah-buahan.
8. Memandikan mereka dengan air hangat yang dicampur PK.
9. Memberi mereka
hanya minum madu, habbats oil dan memperbanyak konsumsi sayur dan buah serta
air putih.
10. Hmm... Apa lagi ya? Hampir setiap hari saya mencuci
pakaian serta handuk dan selimut mereka dengan air panas, biidznillah.
Allah adalah sebaik-baik tempat bersandar, tempat memohon
dan tempat menggantungkan harapan. Tetaplah berikhtiar dan berusaha dengan cara
yang baik, dan yakinlah bahwa segala kehendak hanya ada di Tangan Allah. Jangan
pernah menduakan Allah dengan apapun selainNya.
No comments on Inilah 10 Cara Mengobati Scabies Secara Alami
Post a Comment