"Kita tidak lagi sholat, zakat, infak, shodaqoh, shaum,
dan semua yang kita lakukan hari ini, tapi pahala terus mengalir pada kita. Mau
yang seperti itu, mi?"
"Thob'an yaa hubbii.."
"Maafkan abi jika hari-hari ini abi membawa ummi dalam
kesulitan. Maaf karena abi tidak memilih mendapat pekerjaan yang dipandang
banyak orang di luar sana sebagai pekerjaan dengan jaminan yang layak !"
"Apa istrimu orang yang berada di luar sana, dengan
fikiran seperti itu? Apa istrimu dulu berikrar untuk hanya bersamamu disaat
senang? Tidak suamiku sayang...jangan meminta maaf untuk yang terbaik yang
Allah titipkan pada kita. Seperti engkau yang bersyukur dengan keadaanku,
seperti itu jugalah aku terhadapmu. Engkau tahu, sayang... Bagiku ayat inna
ma'al 'usri yusro itu terasa sangat dekat. Setiap kesulitan memberiku banyak
kemudahan lainnya, menemani anak-anak terasa lebih menyenangkan dan terasa
mudah Alhamdulillah, habluminalloh terasa ringan InsyaAllah..
Dan kau tahu, ketika lisan atau jariku mengatakan bahwa aku
bahagia, itu karena aku memang bahagia. Bukan sekedar menyemangati diri atau
menyenangkan diri sendiri, tapi karena begitulah aku.
Jangan pernah merasa telah mengajakku ke dalam kesulitan.
Melalui engkau, Allah berikan banyak kebaikan untukku.
Dengan tarbiyah yang baik, insyaAllah. Bukankah tadi engkau menjanjikan
kebaikan yang jauh lebih baik lagi untukku?
Mari lakukan itu!!
Mari berbahagia bersama di akhirat nanti.
Mari mendidik anak-anak kita dengan baik, yang sholeh dan
sholehah.
Mari bermanfaat untuk orang lain.
Mari berusaha dengan baik.
Istiqomahlah sayangku, kuatkan hatimu karena istri dan
putra-putrimu insyaAllah akan kuat sepertimu.
Kami hanya akan menerima yang halal dan tidak syubhat, meski
nominalnya kecil tapi insyaAllah berkah di dunia dan di akhirat.
Suamiku sayang, kekasih hatiku... Daging yang baik yang
lisannya senantiasa menyebut asma Allah, hatinya senantiasa terpaut pada Allah,
Allah senantiasa menjadi satu-satunya yang dia tuju, semua itu tak kan terwujud
jika ada sedikiiiit saja harta syubhat apalagi yang haram yang masuk ke
tubuhnya.
Kami ikhlas atasmu, kami bersyukur atasmu dan semua usahamu.
Engkau laki-laki yang mulia, insyaAllah."
Initeh cerita apa? Hee...
Sahabat, wanita memang jauh lebih 'cerewet' dibanding
laki-laki, yaa?! :D
Adakalanya laki-laki, suami kita duhai ummahat, berada pada
titik dimana dia merasa tidak bisa membahagiakan keluarganya.. Pada titik
dimana dia merasa kurang berarti.
Lalu bagaimana kita menyikapnya, sahabat? Menangis dan
marah-marah, apa itu bisa membuatmu lebih baik.. ?? Tidak aduhai ummahat, tidak
ada kebaikan dalam emosi yang keluar ataupun terpendam karena ketidaksiapan dan
ketidakmauan kita menerima ketetapan Allah atas kita.
Semua yang terjadi, Allah maha mengetahuinya. Dan tidaklah
semua itu terjadi kecuali Allah yang menghendakinya terjadi...
Apakah itu menjadi tarbiyah bagi kita atau justru menjadi
musibah karena keengganan kita untuk menjadikan shabar dan syukur sebagai kabar
gembira untuk kita.
Aduhai sahabat, hari ini bukanlah hari yang kita tuju. Ada
hari terbaik yang jaaaauuuh lebih layak untuk kita perjuangkan...hari dimana
tangis sesal tak lagi berguna, hari dimana perjuangan dan kerja keras bahkan
ibadah tak lagi ada. Itulah hari dimana hanya ada dua tempat kembali, tempat
yang penuh suka cita, atau tempat yang penuh kepedihan yang sangat dahsyat. Apa
yang akan kita pilih? Mari merasa cukup dengan apa yang Allah berikan pada
kita.!
Untuk apa saya menceritakan ini? Untuk saya, sahabat...
Untuk suami saya, putra-putri saya, dan untuk anda aduhai ummahat sholihah...
Ada kabar gembira yang jauh lebih baik yang Allah janjikan
bagi orang-orang bertaqwa. Semoga Allah mengaruniakan berlipat ketaqwaan untuk
kita.
Sungguh sahabat, kekuatan kita ada bukan karena kita kuat,
tapi karena Allah yang memberikan kekuatan itu.
Setiap rizki yang datang pada kita, bukan karena kehebatan
usaha kita, tapi karena Allah yang memberikannya untuk kita.
Setiap kebahagiaan yang datang pada kita, bukan karena kita
yang pintar memenej emosi, tapi karena Allah yang memberikannya..
Semuanya mudah saja bagi Allah..
"Mari beriman padaNya dengan keimanan yang sebenarnya.
Mari berusaha sebaik-baiknya... Dan pegang eratlah tangan kami agar sampai ke
syurgaNya!, aduhai kekasih hatiku."
* jangan terlalu banyak 'berspekulasi' tentang orang lain !!
Hee... Just do the best what we can to do, right now!!
No comments on Bersyukur atas Yang Kita Miliki Tanpa Berspekulasi
Post a Comment