Selain itu juga kesiapan anak melepas ketergantungannya pada ASI juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada masa ini seorang ibu dihadapkan pada aktifitas anak yang kurang menyenangkan seperti rewel, nangis, bahkan sampai sakit. Pada kondisi tersebut kadang seorang ibu bimbang untuk meneruskan atau membatalkan proses penyapihan dan menunda waktu penyapihan di kemudian hari.
Kasihan? Tentu saja. Setiap ibu pasti tidak akan tega
membiarkan anak-anaknya menangis karena sebab apapun, termasuk karena ASI yang
selama ini menjadi sumber makanan bayinya harus dilepaskan. Tapi cinta yang
sebenarnya tak kalah dengan rasa kasihan ataupun iba. Dan sebenar-benarnya
cinta adalah menyandarkan cinta pada dan karena sang pemilik cinta, Allah
Subhaanahuu wata'ala. Salah satu cara mencintai adalah tunduk pada perintah
Allah untuk menyapih anak pada waktu yang sudah ditentukanNya.
Sahabat yang bersiap menyapih buah hatinya, (weaning with love) di sini saya
ingin berbagi cara agar proses menyapih tidak menjadi pengalaman buruk bagi
kita terutama untuk anak-anak kita. Proses penyapihan haruslah menjadi salah
satu proses pendidikan penuh kasih dan cinta yang menjadi pengajaran yang baik
akan bagaimana menghadapi ujian kesabaran pada anak-anak kita serta mendekatkan
kita dan buah hati kita kepada Allah.
1. Menyapihlah karena Allah.
Lakukan proses ini hanya karena Allah. Sangat penting
meluruskan niat agar hanya Allah yang menjadi satu-satunya alasan kita
melakukan amal kebaikan termasuk dalam penyapihan agar semuanya tidak menjadi
amal yang sia-sia.
2. Kerjasama yang baik dengan suami sangat diperlukain.
Saat proses menyapih, tidak hanya ibu yang berperan dalam
proses ini karena peran dan kerjasama ayahpun sangat diperlukan.
Seorang ibu yang sedang dalam proses menyapih memerlukan
ketenangan emosi yang biasanya didapat dari kesabaran dan pendampingan ayah
selama proses itu. Membantu ibu 'mengasuh' anak yang sedang disapih biasanya
juga sangat membantu mengembalikan kestabilan emosi dan kondisi fisik ibu dan
anak.
3. Komunikasikan dengan anak dan tanamkan keyakinan padanya
akan Allah.
Baduta bisa di ajak komunikasi? Tentu saja bisa, apalagi
jika sebelum itupun sering di ajak komunikasi, sering di ajak diskusi.
Apakah baduta memahaminya? InsyaAllah, baduta kita
memahaminya dengan caranya.
Kami dulu biasanya mengajak anak mempersiapkan diri dengan
menghitung mundur menjelang waktu penyapihan.
"Nak, sebulan lagi, 30 hari lagi Ade akan disapih. Ade
tahu apa itu disapih? Artinya, Ade nanti nggak nenen lagi. Allah yang maha
penyayang lebih menyayangimu, Allah maha tahu semua hal terbaik untukmu. Allah
memerintahkan untuk menyapihmu, itu pasti yang terbaik untukmu. Maukah engkau
membantu ummi, Nak? Membantu untuk bersama-sama ta'at kepada Allah.. Marilah
kita bersama-sama untuk ta'at kepada Allah anakku sayang. Sungguh ummi mencintaimu
karena Allah, dan cinta Allah padamu jaaaaauh lebih besar dari cinta
ummi."
"Nak, besok Ade nggak nenen lagi. Semoga Allah memberi
ummi dan Ade kesabaran ya sayang, insyaAllah Allah sudah menyiapkan nutrisi
yang tepat setelah ASI. Ade insyaAllah tidak akan menangis karena tidak nenen,
Ade juga akan tumbuh sehat, semakin sehat dan kuat insyaAllah. Tugas ummi
memberi ASI sudah selesai, Nak. Semoga di berkahi ya nak!"
Alhamdulillah, besoknya dia hanya menangis sebentar.
Tinggallah saya yang di uji meriang dan sebagainya, pasca menyapih memang
seperti itu.. Subhanalloh, hari yang berat untuk kami, untuk saya dan sulung.
Ditambah kondisi kehamilan yang katanya 'beresiko'... MasyaAllah laa Haula
walaa quwwata Illa Billahil 'aliyyil 'adziim, Allah memudahkan urusan kami.
Sahabat yang dirahmati Allah.
Allah memberi saya kesempatan untuk melalui 4 kali proses
penyapihan.
Putra pertama kami di sapih saat usianya 22 bulan, saat itu saya sedang hamil 6 bulan
atau lebih anak kedua kami. Subhanalloh, bukan hal yang mudah menyusui saat
hamil.
Lebih mudah lemas sedangkan asupan makanan kurang karena
morning sickness menjadi tarbiyah yang luar biasa selama proses itu. Tapi Allah
yang maha memudahkan memberi kami jalan hingga sulung bisa mendapatkan hak ASI
nya, Alhamdulillah.
Putra kedua kami disapih di usia yang sama, saat itu saya
juga dalam kondisi hamil tua anak ke tiga.
Putri ketigapun disapih saat usia yang sama juga, saat itu
Allah menguji saya dengan sakit yang lumayan lama yang membuat proses penyapihan
agak dipercepat meski saat itu saya tidak sedang hamil.
Dan yang terakhir, Putri ke empat kami di sapih tepat di
usia 2 tahun semuanya menurut kalender Hijriyah. Semua metode penyapihannya
sama seperti yang saya tulis di atas tapi dengan respon yang berbeda-beda dari
tiap anak. Namun sekali lagi, Allah yang memudahkan segalanya Alhamdulillah.
Sahabat yang bersiap menyapih,
Selamat menyapih.. Menyapihlah dengan cinta, cinta karena
Allah!!
Dan untuk para suami, bersamai istrimu dengan cinta..
InsyaAllah Allah akan memberkahi pengorbanan, waktu dan perhatianmu!
Tasikmalaya, awal April 2018M
No comments on 3 Cara Menyapih Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang
Post a Comment