Blog Kajian Tentang Muslimah | Inspirasi | Motivasi |Parenting | Tips | Hukum yang Berkaitan dengan Kewanitaan |

Followers

Total Pageviews

Toko Pakaian Zaman Now

Bisnis On Line

Toko Buku Terlengkap

Toko Buku Online Belbuk.com

Thursday, April 5, 2018

3 Cara Menyapih Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang

Menyapih anak usia 2 tahun atau di bawah dua tahun seringkali merupakan hal yang berat bagi seorang ibu. Pada fase ini seorang ibu harus rela melepaskan asupan ASI kepada anak-anaknya. Selama proses penyapihan seorang ibu juga harus benar-benar siap dari segi kesehatan. Karena ASI yang selama ini diberikan kepada putra/putri tercinta dalam proses penyapihan tidak serta merta hilang begitu saja. Seorang ibu harus merasakan rasa sakit untuk beberapa hari sampai benar-benar ASI itu tidak mengalir lagi.

Selain itu juga kesiapan anak melepas ketergantungannya pada ASI juga membutuhkan waktu yang cukup lama. Pada masa ini seorang ibu dihadapkan pada aktifitas anak yang kurang menyenangkan seperti rewel, nangis, bahkan sampai sakit. Pada kondisi tersebut kadang seorang ibu bimbang untuk meneruskan atau membatalkan proses penyapihan dan menunda waktu penyapihan di kemudian hari.


Kasihan? Tentu saja. Setiap ibu pasti tidak akan tega membiarkan anak-anaknya menangis karena sebab apapun, termasuk karena ASI yang selama ini menjadi sumber makanan bayinya harus dilepaskan. Tapi cinta yang sebenarnya tak kalah dengan rasa kasihan ataupun iba. Dan sebenar-benarnya cinta adalah menyandarkan cinta pada dan karena sang pemilik cinta, Allah Subhaanahuu wata'ala. Salah satu cara mencintai adalah tunduk pada perintah Allah untuk menyapih anak pada waktu yang sudah ditentukanNya.

Sahabat yang bersiap menyapih buah hatinya, (weaning with love) di sini saya ingin berbagi cara agar proses menyapih tidak menjadi pengalaman buruk bagi kita terutama untuk anak-anak kita. Proses penyapihan haruslah menjadi salah satu proses pendidikan penuh kasih dan cinta yang menjadi pengajaran yang baik akan bagaimana menghadapi ujian kesabaran pada anak-anak kita serta mendekatkan kita dan buah hati kita kepada Allah.

1. Menyapihlah karena Allah.
Lakukan proses ini hanya karena Allah. Sangat penting meluruskan niat agar hanya Allah yang menjadi satu-satunya alasan kita melakukan amal kebaikan termasuk dalam penyapihan agar semuanya tidak menjadi amal yang sia-sia.

2. Kerjasama yang baik dengan suami sangat diperlukain.
Saat proses menyapih, tidak hanya ibu yang berperan dalam proses ini karena peran dan kerjasama ayahpun sangat diperlukan.

Seorang ibu yang sedang dalam proses menyapih memerlukan ketenangan emosi yang biasanya didapat dari kesabaran dan pendampingan ayah selama proses itu. Membantu ibu 'mengasuh' anak yang sedang disapih biasanya juga sangat membantu mengembalikan kestabilan emosi dan kondisi fisik ibu dan anak.

3. Komunikasikan dengan anak dan tanamkan keyakinan padanya akan Allah.

Baduta bisa di ajak komunikasi? Tentu saja bisa, apalagi jika sebelum itupun sering di ajak komunikasi, sering di ajak diskusi.

Apakah baduta memahaminya? InsyaAllah, baduta kita memahaminya dengan caranya.

Kami dulu biasanya mengajak anak mempersiapkan diri dengan menghitung mundur menjelang waktu penyapihan.
"Nak, sebulan lagi, 30 hari lagi Ade akan disapih. Ade tahu apa itu disapih? Artinya, Ade nanti nggak nenen lagi. Allah yang maha penyayang lebih menyayangimu, Allah maha tahu semua hal terbaik untukmu. Allah memerintahkan untuk menyapihmu, itu pasti yang terbaik untukmu. Maukah engkau membantu ummi, Nak? Membantu untuk bersama-sama ta'at kepada Allah.. Marilah kita bersama-sama untuk ta'at kepada Allah anakku sayang. Sungguh ummi mencintaimu karena Allah, dan cinta Allah padamu jaaaaauh lebih besar dari cinta ummi."
 
"Nak, besok Ade nggak nenen lagi. Semoga Allah memberi ummi dan Ade kesabaran ya sayang, insyaAllah Allah sudah menyiapkan nutrisi yang tepat setelah ASI. Ade insyaAllah tidak akan menangis karena tidak nenen, Ade juga akan tumbuh sehat, semakin sehat dan kuat insyaAllah. Tugas ummi memberi ASI sudah selesai, Nak. Semoga di berkahi ya nak!"

Alhamdulillah, besoknya dia hanya menangis sebentar. Tinggallah saya yang di uji meriang dan sebagainya, pasca menyapih memang seperti itu.. Subhanalloh, hari yang berat untuk kami, untuk saya dan sulung. Ditambah kondisi kehamilan yang katanya 'beresiko'... MasyaAllah laa Haula walaa quwwata Illa Billahil 'aliyyil 'adziim, Allah memudahkan urusan kami.

Sahabat yang dirahmati Allah.
Allah memberi saya kesempatan untuk melalui 4 kali proses penyapihan.
Putra pertama kami di sapih saat usianya 22  bulan, saat itu saya sedang hamil 6 bulan atau lebih anak kedua kami. Subhanalloh, bukan hal yang mudah menyusui saat hamil.
Lebih mudah lemas sedangkan asupan makanan kurang karena morning sickness menjadi tarbiyah yang luar biasa selama proses itu. Tapi Allah yang maha memudahkan memberi kami jalan hingga sulung bisa mendapatkan hak ASI nya, Alhamdulillah.

Putra kedua kami disapih di usia yang sama, saat itu saya juga dalam kondisi hamil tua anak ke tiga.

Putri ketigapun disapih saat usia yang sama juga, saat itu Allah menguji saya dengan sakit yang lumayan lama yang membuat proses penyapihan agak dipercepat meski saat itu saya tidak sedang hamil.

Dan yang terakhir, Putri ke empat kami di sapih tepat di usia 2 tahun semuanya menurut kalender Hijriyah. Semua metode penyapihannya sama seperti yang saya tulis di atas tapi dengan respon yang berbeda-beda dari tiap anak. Namun sekali lagi, Allah yang memudahkan segalanya Alhamdulillah.

Sahabat yang bersiap menyapih,
Selamat menyapih.. Menyapihlah dengan cinta, cinta karena Allah!!
Dan untuk para suami, bersamai istrimu dengan cinta.. InsyaAllah Allah akan memberkahi pengorbanan, waktu dan perhatianmu!

Tasikmalaya, awal April 2018M

Related Posts

No comments on 3 Cara Menyapih Anak Penuh Cinta dan Kasih Sayang

Post a Comment