Blog Kajian Tentang Muslimah | Inspirasi | Motivasi |Parenting | Tips | Hukum yang Berkaitan dengan Kewanitaan |

Followers

Total Pageviews

Toko Pakaian Zaman Now

Bisnis On Line

Toko Buku Terlengkap

Toko Buku Online Belbuk.com

Sunday, April 15, 2018

Bersama Kalian Mencintai Al-Qur'an


Mencintai Al-Qur'an | Ayat 57 sampai 61 yang sedang dibaca berulang kali berikut terjemahannya selama beberapa malam setiap ba'da Maghrib ini masih berada di surat yang sama, yakni surat Al Mukminun, surat ke 23 dalam Al Qur'an. Surat dengan jumlah 118 ayat dan diturunkan di Makkah serta masuk kedalam juz 18.
(Ni 'anteng' di surat Almukminuun nya???!!! Hee...)

Lumayan lama bertahan di surat Almukminun membuat kami jatuh cinta dengan surat ini. Seperti Quthb yang menyukai surat Maryam, Umar yang menjadikan surat Al Baqarah sebagai favoritnya, seperti Aufa yang menjadikan surat Arrahman sebagai surat favoritnya, seperti Olin yang menjadikan surat Ali Imran sebagai surat favoritnya, dan saya yang menjadikan surat at-taubah sebagai surat favorit saya...seperti itu juga kami menyukai surat Almukminun.
Seperti itu jugalah yang kami rasakan pada surat-surat yang lainnya...
Hmmm... Akhirnya, semua surat sepertinya akan menjadi favorit...

 Sahabat,
Membaca Al Qur'an jauh berbeda dengan membaca buku pada umumnya. Semakin sering kita membacanya, semakin besar pula rasa cinta kita padanya. Rindu, ingin dan ingin terus membacanya...sehingga tahmid dan sholawatpun kembali dan terus terlantun karena cinta yang hadir.
Jauh berbeda dengan membaca buku pada umumnya. Satu, dua, atau mungkin hanya beberapa kali waktu yang dipakai untuk membaca jika kita menginginkannya membaca berulang. Setelah itu, bukupun terdiam di sudut rak...menanti pembaca yang lain, atau saat-saat kita tetiba ingin membacanya lagi.

Bosan?
Kita tidak akan bertemu kata bosan dalam membaca dan mentadabburi Al Qur'an.
Jenuh?
Untuk sesuatu yang dicintai, kata jenuh tak kan berhasil menghampiri terlalu lama kecuali ia akan segera terlempar jauh sesaat setelah ia datang..
Pendapat pribadi? InsyaAllah bukan... Anda pasti jauh lebih memahami ini <3

Sahabat,
Kembali pada 5 ayat tadi. 5 ayat dari surat Al Mukminun ini berisi tentang karakteristik muslim yang ikhlas.

"A Umar putra ummi yang sholih, teteh Aufa Putri ummi sholihah... " seperti biasa setelah selesai dengan tilawahnya masing-masing, saya pegang tangan mereka.
Apakah ini cara yang benar? Allohu a'lam... Hanya saja, saya sering membaca dalam hadits bagaimana Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam yang senantiasa memegang tangan seorang anak (misal pada Anas bin Malik) ketika hendak menyampaikan suatu ilmu.

Aufa dan Umar ataupun Olin dan sulung biasanya bisa memberikan fokusnya setelah saya menyebut nama mereka seperti itu dan memegang tangannya...

"Apa yang kalian pelajari hari ini, nak? " pertanyaan yang saya ajukan kali ini sebenarnya tentang hari mereka. Seperti apa mereka memaknai harinya, saya tidak tahu akan seperti apa respon mereka mendapati pertanyaan itu meski pertanyaan seperti itu sangat sering saya sampaikan.

"Allah berfirman dalam surat Al Mukminun ayat 57. 'Auudzubillahi minasysyaithoonirrojiim, bismillahirrahmanirrahim... Innalladziina hum min khosyati robbihim musyfiquun. Sungguh, orang-orang yang karena takut azab Robb mereka, mereka sangat berhati-hati. " Umar mulai mengalah membiarkan adiknya menjawab lebih dulu.

"Teteh sangat takut azab Allah, mi. Teteh sering membayangkan pasti itu sangat mengerikan. Teteh tidak tahu semengerikan apa, tapi teteh baca dalam Al Qur'an bahwa azab Allah itu sangat pedih dan dahsyat. Membaca itu membuat teteh yakin, bahwa azab Allah itu tidak terbayangkan, dan teteh semakin takut."

"MasyaAllah... Tabaarokalloh, sholihah. Lalu, apa yang teteh lakukan agar teteh terhindar dari azab Allah yang sangat pedih?"

"Teteh berusaha menutup aurat dengan baik, teteh berusaha agar tidak mengatakan atau melakukan sesuatu yang sia-sia seperti yang ada di ayat 3, walladziina hum 'anillaghwi mu'ridhuun. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tidak berguna." dia diam dan mengambil nafas pelan. Kami, saya dan Umar menunggunya melanjutkan perkataannya..

"Teteh tidak tahu, apa semua yang teteh lakukan sudah benar seperti yang di perintahkan Allah. Teteh juga tidak tahu apakah Allah Ridho dengan ini. Tapi seperti kata ummi, Abi, A Quthb dan A Umar, bahwa kita hanya harus terus berusaha dengan ikhlas karena Allah semata, sesuai yang telah di contohkan RosulNya.
Ummi, teteh tidak tahu ikhlas itu seperti apa? Semoga teteh ikhlas ya mi, semoga Allah Ridho..."

Beberapa saat, kami terdiam mendengar penuturan gadis yang cenderung pendiam tapi ceria ini.
Sampai Umar membacakan 4 ayat selanjutnya setelah terlebih dulu mengaminkan harapan Aufa yang mengharapkan ridho Allah atas usaha dan niat kami.
"InsyaAllah Ufa, aamiin... A Umar bacakan ayat selanjutnya tentang karakteristik muslim yang ikhlas ya Mi!
Walladziina hum biaayaati robbihim yu'minuun, dan mereka yang beriman dengan tanda-tanda kekuasaan Allah.
Walladziina hum birobbihim laa yusyrikuun, dan tidak mempersekutukan Rabb-nya.
Walladziina yu'tuuna maa~ aatawwaquluubuhum wajilatun annahum ilaa robbihim rooji'uun, dan mereka yang memberikan apa yang mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut (karena mereka tahu) bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb-nya.

Ulaa~ika yusaari'uuna filkhoirooti wahum lahaa saabiquun, mereka itu bersegera dalam kebaikan-kebaikan, dan merekalah orang-orang yang lebih dahulu memperolehnya." dia lalu bercerita tentang banyak hal, dan di akhiri dengan kisah Rosululloh shollallohu 'alaihi wasallam dengan pengemis Yahudi yang matanya buta yang membuat dia semakin mencintai sosok yang mulia itu.

Related Posts

No comments on Bersama Kalian Mencintai Al-Qur'an

Post a Comment